Hari Kehutanan Sedunia diperingati setiap tanggal 20 Maret. Hari hutan sedunia sudah diperingati oleh masyarakat dunia sekitar 30 tahun belakangan ini. Hutan merupakan sumber daya alam yang perlu kita jaga dan kita lestarikan. Bayangkan, apa jadinya dunia tanpa hutan? Bumi menjadi kering, air tidak mengalir,
cuaca panas, dan tidak ada kerajinan indah yang dihasilkan tangan
manusia dari hutan.
Hutan menutup sekitar sepertiga permukaan Bumi dan menjadi rumah bagi
dua pertiga spesies darat di seluruh dunia. Maka itu wajar jika
kemudian hutan disebut sebagai gudangnya keanekaragaman hayati bagi
planet Bumi. Tanggal 21 Maret dipilih oleh masyarakat dunia untuk menjadi momentum peringatan Hari Hutan Sedunia
yang saat itu mengampanyekan 3 hal utama untuk menjaga keberadaan hutan
di dunia, yaitu melindungi hutan, memanfaatkan hasil hutan, dan
menjadikan hutan sebagai tempat rekreasi alam untuk kesejahteraan
manusia. Terdorong oleh arti penting hutan, European Confederation of
Agriculture mendukung terciptanya Hari Kehutanan Sedunia pada November
1971. Peringatan ini selanjutnya dilakukan tiap tanggal 21 Maret setiap
tahunnya. Dilansir dari situs resmi Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO),
Amerika Serikat memperingatinya dengan cara menjalani satu pekan
aktivitas dan perayaan yang menekankan arti penting hutan bagi manusia.
Negeri tetangga, Australia, meluncurkan kampanye berupa pembagian booklet mengenai hutan secara gratis. Nah, bagaimana dengan Indonesia sendiri?
Kita seharusnya bisa turut menjaga dan melestarikan hutan, bukan justru merusaknya. Terkadang kita tidak menyadari bahwa pengrusakan
yang dilakukan berdampak buruk bagi lingkungan kita. Fungsi hutan
sebagai sumber ekonomi tampaknya menyebabkan pembabatan hutan di
Indonesia secara liar marak terjadi, tanpa memikirkan fungsi
hutan sebagai sumber keanekaragaman ekosistem yang
memungkinkan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati genetika. Selain itu fungsi hutan untuk menjaga erosi, tanah longsor, serta mengatur dan
menjaga persediaan air juga tampaknya tidak berarti bagi sebagian orang.
Bahkan saat ini, marak terjadinya pembakaran hutan yang hanya berakibat buruk bagi lingkungan maupun makhluk hidup di sekitarnya. Padahal kita tahu bahwa di hutan itu nggak cuma pohon-pohon besar saja, tapi di hutan pun terdapat
berbagai makhluk hidup yang berkembang biak di dalamnya, termasuk air,
tumbuhan dan hewan.
Sayangnya, karena global warming
(pemanasan global) fungsi hutan sebagai paru-paru dunia mulai menipis.
Pembukaan areal hutan, penebangan liar, pembabatan hutan untuk lahan
pertanian dan segala kegiatan produksi komersial lainnya, termasuk
memburu hewan-hewan liar yang hidup di hutan dilakukan manusia secara
besar-besaran. Dari tahun ke tahun kegiatan itu terus berlangsung, sampai akhirnya
pemanasan global, bencana alam, seperti longsor, banjir, dan lainnya
mulai melanda. Oleh karena itu, untuk memperingati hari hutan sedunia, setiap
organisasi yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup menghimbau untuk
menyelamatkan hutan.
Kawasan hutan Indonesia mencapai 162 juta hektar dan Indonesia adalah pemilik hutan hujan tropis terluas ke-3 di dunia,
setelah Brasil dan Kongo. Dan sayangnya, menurut buku Rekor Dunia Guinness, Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat kehancuran hutan
tercepat di antara negara-negara yang memiliki 90 persen dari sisa hutan
di dunia. Menurut buku tersebut, Indonesia menghancurkan luas hutan yang setara
dengan 300 lapangan sepakbola setiap jamnya. Forest Watch
Indonesia pun mencatat kerusakan hutan di Indonesia dari tahun terus
meningkat, sampai saat ini sudah mencapai 2 juta hektar per tahun. Sebanyak 72% dari hutan asli Indonesia telah musnah. Akibatnya, luas
hutan Indonesia selama 50 tahun terakhir telah berkurang dari 162 juta
hektar menjadi 98 juta hektar.
Untuk itu, mari kita jaga hutan kita, kita lestarikan alam, kita lindungi bumi kita...
0 komentar:
Posting Komentar